Tuesday, May 22, 2007

Multiplot, Multilinear, Multikarakter, Multipersonalitas, dan Multi Toys,

Hari gini bikin cerita yang gak multi-multian? Gak keren. Film gak keren kalau gak multiplot. Lihat tuh ada Berbagi Suami yang multiplotnya sederhana banget dan kayak dibikin sama anak yang baru nonton Amores Perros kemarin pagi. Film itu bisa heboh banget di Indonesia, sampai gak dapet FFI aja pada ngambek. Novel juga gak asik kalau gak ada karakter yang punya penyakit multipersonalitas. Nova Riyanti dengan Mahadewa Mahadewi juga ada orang gila yang punya banyak penyakit. Gak ngerti apa dia juga kurapan apa gak, tapi yang pasti dokternya horni sama orang gila. Di novel juga ada cerita multilinear ala Supernova atau buku-buku Seno Gumira Ajidarma yang makin lama makin nenen gembel itu.

Tapi, kadang orang cuma asal ngembat multi-multian aja. Mungkin kurang liat ke belakang-belakang soal referensi. Film itu selain karya Inarritu yang kayaknya jadi film wajib jadi tontonan sineas-sineas MFI. Kalau versi gue sih yang buat gue cerdik buat film multikarakter itu Candy Snatchers dan Don't Torture A Duckling. Yang terakhir sih gak bisa dibilang plek multilinear, tapi multikarakternya gak ngerti kok bisa yah si Fulci putar-putar fokus sedemikian okenya. Twist yang brilian dan jarang ditemukan di film-film masa kini. Twistnya gak cuma di akhir tapi bisa ada hampir di seluruh film tanpa kita harus dibikin kesal.

Maka, gue pun ikut-ikutan tren. Karena tren emo gak cocok buat gue terapin, makanya tren multi-multian ini mau gue pakai untuk novel gue. Biar dibilang keren. Udah sering sih dibilang keren, tapi pengen dibilang keren selamanya. Ah, sudahlah! Narsis-narsisan di tempat lain saja.

NB: Multi Toys adalah tempat gue menyusut jadi anak umur 3 tahun.

No comments: