Monday, November 19, 2007

Ketololan Berlipat-lipat

Kita yang bikin sebuah jargon, kita yang juga menaatinya. Jargonnya berbunyi: hanya keledai yang jatuh ke lubang yang sama dua kali. Tadi pagi ada keledai yang jatuh ke lubang yang persis sama dua kali. Keledainya banyak, beberapa malah sudah bisa nyetir truk. Goblok deh pokoknya. Beberapa bulan lalu ada truk yang nggak bisa masuk ke pelataran sebuah perumahaan karena buntutnya yang panjang nyangkut di gundukan yang menghubungkan jalan umum dengan pelataran. Akibatnya, karena badan truk itu panjang dia melintang di jalanan. Truk nggak bisa ke mana-mana karena saat dia melintang semua kendaraan yang tidak pernah mau sabar sampai kiamat pun itu menumpuk di sekitaran truk. Akibatnya yah macet, ya iyalah.

Kejadian di atas terjadi lagi tadi pagi. Sama persis. Tolol banget kan. Coba bayangin di tempat yang sama dengan kru yang sama dengan satpam yang sama dan dengan aparat yang sama tapi mereka masih memperbolehkan sebuah truk maksa masuk ke pelataran perumahan yang belum jadi itu. Mending truknya lagi gotong besi-besi berat atau beton-beton yang aduhai melelahkan kalau digotong. Ini mereka cuma ngangkut kayu kaso yang disusun buat alas batu atau beton. Tinggal diangkut pakai kuli aja itu bisa lagi nggak perlu dianterin ke dalem perumahan. Males banget. Pakai mobil biasa juga bisa.

Kegoblokan tiada henti, mereka masih tereak-tereak minta perubahan. Susah memang menggiring keledai buat bikin negeri ini jadi adidaya. Dari atas sampai bawah keledai, ke mana manusianya.


kembali ke ngatas

3 comments:

just Endang said...

manusianya? mungkin udah diperintah keledai...hehhhe

Kobi said...

mungkin karena kita gak pernah tanya ya ato memang otaknya gak pernah di upgrade u/ sesuatu yang baru or sulit menerima perubahan...kayak pemimpin kita :D

Nia Janiar said...

mungkin sebenernya dibalik satpam yang sama atau supir truk yang sama masih ada yang belon kesebut: penonton yang sama

Hehe :D