Sunday, June 10, 2007

Sci-Fi Must Go On

Gue akan tetap menulis novel sci-fi. Kata si lee nulis sci-fi gak ada yang beli, masa bodo ah. Har-hari terakhir gue sempet bingung, apa mau terusin novel ini atau ngembangin cerita-cerita lain. Cerita-cerita lama gue seperti Kami yang Bertujuh, Ave Satani (baru draft), Bukan Gambaranmu, atau drama maling2an yang lom ada judul, sudah menanti dirilis dan dituntaskan. Gue sih memutuskan untuk menyimpan novel-novel itu di kompuer gue dan jadi milik sendiri aja. Kami yang Bertujuh dan Bukan Gambaranmu sih udah kelar, tapi buat disimpan saja deh.

Soal Sci-Fi gue memutuskan untuk terus karena setelah membaca novel-novel sci-fi lokal, masih ada kans lah. Dulu sempet baca Area X yang sci-finya ala X-Files banget. Rada mirip sama Fight The Future meski lebih kompleks. Gak jelek lah buat penulis yang waktu itu dia bikin masih usia 21. Dewi pun bikin Supernova yang ala Carl Sagan dengan cukup menarik. Sayang dua novel sci-fi lokal yang gue baca terakhir itu kacrut. Digitarium itu nenen gembel sempurna. Ceritanya seperti nerjemahin film-film Tarantino ke dalam teks dalam konteks murahan. Night of Chaos (ini novel Indonesia) sebenarnya memberi tawaran yang menarik. Novelnya sih ala cyberpunk, dramanya juga lumayan menggigit dengan cerita yang hanya semalam. Sayang, dia gak memenuhi 'kaedah' sebuah sci-fi. It's ridiculously terrible. Novelnya sama sekali gak meninggalkan kesan sebuah sci-fi yang sanggup 'membohongi' pembaca dengan kelihaian tutur yang memesona. Ini novel yang kacau. Kalau kecerdasan hacker paling pintar di dunia cuma sebatas tokoh-tokoh di novel ini, gue yakin Bill Gates rekeningnya udah nol, duitnya nyebar ke seluruh anak miskin di Afrika dan Papua sono!

Ya sudahlah, kembali menulis lagi karena kesibukan mulai berkurang.

No comments: