Thursday, June 21, 2007

Hari yang Tak Terhitung

Hari yang tak terhitung. Dengan narsisnya gue mau bilang itu judul paling keren yang pernah gue buat. Bersemangat Factotum-nya Bukowsi dan kisah Old Man and The Sea-nya Hemingway, mungkin perjalanan hidup gue sebatas itu saja. Sebatas mengitung hari, seperti lagunya Krisdayanti, padahal hal itu sama sekali nggak bisa kita hitung. Kalau dari kata Jose Arguelles (gak tau dia ngutip siapa), waktu itu kan buatan peradaban dan itu gak bisa jadi representasi atas waktu yang sebenarnya. Lalu kita tetap menghitung hari, memasang target, menaruh harapan.

Pada umur 60 gue mungkin akan hanya bisa terharu melihat puluhan tahun ke belakang, mengingat lagi semua yang lelah gue lakukan. Pada umur 50 gue masih berharap bahwa diri gue yang renta ini bisa memberi kata-kata bijak, memberi asupan makna kepada yang lebih muda untuk tidak melakukan hal yang salah. Pada umur 40 gue akan teriak-teriak karena masih punya tenaga untuk memimpin orang (kalau kesempatan itu ada) dan mengarahkan mereka pada hal yang gue anggap ideal. Tapi andai kesempatan untuk memimpin tidak ada, gue hanya bisa menyarankan. Pada umur 30 gue masih gue yang sama dengan sekarang, gue yang berusia 26 tahun dan kebingungan apakah dunia masih layak dipertahankan atau dibiarkan saja.

Gue benci ketika ini terjadi. Ketika gue mesti melihat hari demi hari berjalan sepi. Ketika debat demi debat gue anggap kosong dan tidak berguna. Target demi target hanya target demi target. Dibego-begoin sama manager bergelar bachelor of seven habits aja mau.Ketika tindakan demi tindakan hanya sebatas sifat mempertahankan hidup, ide membangun dunia yang lebih baik hanya jadi bumbu penyedap saja. Stimulan agar tidak merasa bosan.

Tau ah!

No comments: